Mahasiswa adalah sebutan bagi mereka
yang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Karena
telah lebih lama mendapatkan pendidikan sejak pendidikan dasar, menengah
dan sampai perguruan tinggi maka banyak orang menilai mahasiswa sebagai
kaum intelektual atau kaum akademisi. Juga karena telah lebih dulu mengenyam
pendidikan di perguruan tinggi atau universitas maka mahasiswa pasti
diperlakukan berbeda dari pada siswa.
Kampus
berasal dari bahasa Latin, campus yang berarti
"lapangan luas", "tegal". Dalam pengertian
modern, kampus berarti sebuah kompleks atau daerah tertutup
yang merupakan kumpulan gedung-gedung universitas atau perguruan
tinggi. Bisa pula berarti sebuah cabang daripada universitas sendiri.
Misalkan Universitas
Gunadarma di Jakarta, Indonesia memiliki 'kampus Margonda',
'kampus Kelapa Dua', ‘kampus Kali Malang’ dan kampus lainnya.
Perguruan tinggi dipandangi sebagai
institusi independen, hal itu yang menguatkan pemahaman kita bahwa di dalamnya
terisi oleh para intelektual bangsa dan calon-calon pemimpin masa depan yang
mempunyai spesifikasi ilmu masing-masing, mahasiswa ekonomi, mahasiswa hukum,
mahasiswa kimia, teknik, sastra dan sebagainya. Tuntutan atau tanggung jawab
ilmu pengetahuan yang didapatkannya dari sebuah Perguruan tinggi membawa kita
ke pertarungan sesungguhnya yaitu realitas. Proses pembelajaran di
sekolah-sekolah maupun di universitas ditujukan untuk dapat menjawab tuntutan yang
ada di masyarakat pada umumnya yakni melalui transformasi keilmuan dapat
tercipta pemberdayaan masyarakat, partisipasi aktif dalam proses pembangunan
dan peningkatan taraf hidup berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa merupakan bagian dari
masyarakat, mahasiswa merupakan faktor
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan
perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat
digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu
yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah
satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana
sebelumnya didahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
pendorong dan pemberi semangat sekaligus memberikan contoh dalam menerapkan
perilaku terpuji. Peran mahasiswa dalam masyarakat secara garis besar dapat
digolongkan menjadi peran sebagai kontrol sosial dan peran sebagai pembaharu
yang diharapkan mampu melakukan pembaharuan terhadap sistem yang ada. Salah
satu contoh yang paling fenomenal adalah peristiwa turunnya orde baru dimana
sebelumnya didahului oleh adanya aksi mahasiswa yang masif di seluruh Indonesia.
Perguruan tinggi
sebagai suatu institusi dalam masyarakat memiliki ciri khas tersendiri di
samping lapisan-lapisan masyarakat lainnya. Warga dari suatu perguruan tinggi
adalah insan-insan yang memiliki wawasan dan integritas ilmiah. Oleh karena itu
masyarakat akademik harus senantiasa mengembangkan budaya ilmiah yang merupakan
esensi pokok dari aktivitas perguruan tinggi. Terdapat sejumlah ciri masyarakat
ilmiah yang harus dikembangkan dan merupakan budaya dari suatu masyarakat
akademik, yang terdiri dari :
1. Kritis,
yang berarti setiap insan akademis harus senantiasa mengembangkan sikap ingin
tahu segala sesuatu untuk selanjutnya diupayakan jawaban dan pemecahannya
melalui suatu kegiatan ilmiah penelitian.
2. Kreatif,
yang berarti setiap insan akademis harus senantiasa mengembangkan sikap
inovatif, berupaya untuk menemukan sesuatu yang baru dan bermanfaat bagi
masyarakat.
3. Obyektif,
yang berarti kegiatan ilmiah yang dilakukan harus benar-benar berdasarkan pada
suatu kebenaran ilmiah, bukan karena kekuasaan, uang atau ambisi pribadi.
4. Analitis,
yang berarti suatu kegiatan ilmiah harus dilakukan dengan suatu metode ilmiah
yang merupakan suatu prasyarat untuk tercapainya suatu kebenaran ilmiah.
5. Konstruktif,
yang berarti suatu kegiatan ilmiah yang merupakan budaya akademik harus
benar-benar mampu mewujudkan suatu karya baru yang memberikan asas kemanfaatan
bagi masyarakat.
6. Dinamis,
yang berarti ciri ilmiah sebagai budaya akademik harus dikembangkan
terus-menerus.
7. Dialogis,
artinya dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dalam masyarakat akademik
harus memberikan ruang pada peserta didik untuk mengembangkan diri, melakukan
kritik serta mendiskusikannya.
8. Menerima
kritik, ciri ini sebagai suatu konsekuensi suasana dialogis yaitu setiap insan
akademik senantiasa bersifat terbuka terhadap kritik.
9. Menghargai
prestasi ilmiah/akademik, masyarakat intelektual akademik harus menghargai
prestasi akademik, yaitu prestasi dari suatu kegiatan ilmiah.
10. Bebas
dari prasangka, yang berarti budaya akademik harus mengembangkan moralitas
ilmiah yaitu harus mendasarkan kebenaran pada suatu kebenaran ilmiah.
11. Menghargai
waktu, yang berarti masyarakat intelektual harus senantiasa memanfaatkan
waktu seefektif dan seefisien mungkin, terutama demi kegiatan ilmiah dan
prestasi.
12. Memiliki
dan menjunjung tinggi tradisi ilmiah, yang berarti masyarakat akademik
harus benar-benar memiliki karakter ilmiah sebagai inti pokok budaya akademik.
13. Berorientasi
ke masa depan, artinya suatu masyarakat akademik harus mampu
mengantisipasi suatu kegiatan ilmiah ke masa depan dengan suatu perhitungan
yang cermat, realistis dan rasional.
14. Kesejawatan/kemitraan,
artinya suatu masyarakat ilmiah harus memiliki rasa persaudaraan yang kuat
untuk mewujudkan suatu kerja sama yang baik.
Oleh
karena itu budaya akademik senantiasa memegang dan menghargai tradisi
almamater sebagai suatu tanggung jawab moral masyarakat intelektual akademik
1.
Faktor Kunci Keberhasilan Mahasiswa dalam Belajar
Perlu
diingat bahwa tugas mahasiswa adalah belajar. Untuk mencapai keberhasilan, maka
perlu diketahui faktor-faktor yang menjadi kunci yakni:
1).
Atribut Individu
Atribut
Individu/mahasiswa adalah karakteristik yang dimiliki oleh setiap mahasiswa
yang menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan mahasiswa dalam belajar. Ada
tiga karakteristik yang melekat dalam setiap mahasiswa dengan proporsi yang
berbeda-beda yakni :
a.
Karakteristik Demografi seperti umur dan jenis kelamin;
b.
Karakteristik Kompetensi seperti kecerdasan dan kemampuan;
c.
Karakteristik Psikologi seperti nilai, perilaku dan kepribadian.
2).
Keinginan Kerja
Keinginan
kerja ini artinya keinginan untuk belajar, karena tugas mahasiswa adalah
belajar. Selain itu juga harus ada motivasi, baik dari dalam maupun dari luar.
Motivasi dari dalam berasal dari diri sendiri untuk berhasil dalam rangka
menyongsong masa depan yang lebih baik. Motivasi dari luar berasal dari luar
diri sendiri baik berasal dari orang tua atau pihak lain.
3).
Dukungan Organisasi
Dukungan
Organisasi adalah segala sesuatu yang mendukung kepada mahasiswa untuk
memaksimalkan hasil dari belajarUntuk mencapai hasil yang optimal, maka ketiga
faktor tersebut harus dimaksimalkan. Kehilangan salah satu faktor saja, maka
hasilnya tidak dapat optimal.
Berdasarkan
pengamatan terhadap para alumni yang sukses meniti karier di tempatnya bekerja,
maka berikut ini saran-saran yang perlu dikemukakan agar saudara juga dapat
meraih kesuksesan dimasa depan :
a.
Perbanyak Menggunakan Komputer
Komputer
adalah benda mati yang diciptakan oleh daya nalar (logika) manusia, karenanya,
prinsip kerja komputer sama dengan cara kerja nalar manusia. Komputer tak
ubahnya sebagai “pembantu” kerja yang dapat diperintah dengan perintah yang
sesuai dengan logika atau nalar. Karenanya, diharapkan mahasiswa untuk sering
menggunakannya, maka kesalahan-kesalahan perintah yang mungkin terjadi akan
semakin berkurang atau sama sekali tidak akan ada kesalahan. Untuk sering
menggunakannya, maka alangkah baiknya jika setiap mahasiswa memiliki komputer
pribadi.
b.
Memilih Teman
Penyesalan
biasanya datang terlambat. Ini banyak dialami mahasiswa yang merasa “tertipu”
oleh dirinya sendiri karena salah memilih teman bergaul. Kesenangan sesaat
justru menjerumuskan mereka ke kepedihan yang berkepanjangan. Jangan sampai
saudara mengalami hal ini.
Pilihlah
teman, dan bentuklah kelompok-kelompok belajar yang memiliki jiwa inovatif.
Artinya, tidak hanya mengulang pelajaran yang sudah diberikan oleh dosen,
melainkan mencari referensi lain yang mendukung pelajaran tersebut, dan kuasai
materi berikunya yang akan diajarkan dosen di kelas. Ingat, masa depan saudara
tergantung saudara sendiri, dan mulailah dengan bekerja keras dalam belajar
sejak dini untuk meraih masa depan.
c.
Jangan Mudah Mengeluh
Orang
yang sering berkeluh-kesah menandakan kurang memiliki kemampuan. Dalam ilmu
psikologi, ada satu alat ukur kemampuan seorang manusia yang disebut dengan
adversity quotient (AQ), yaitu daya ketahanmalangan seseorang, yang nilainya
diatas IQ (kecerdasan otak) dan EQ (kecerdasan emosi).
Orang
yang memiliki nilai AQ tinggi, maka ia tidak mudah mengeluh dan tidak mudah
berputus asa walau pada kondisi seburuk apapun. Justru sebaliknya, dengan
segala keterbatasan yang dimilikinya, ia mampu berpikir dan bertindak
mensiasati diri untuk dapat terus maju. Hal ini terjadi atau dapat dilihat para
pengusaha ekonomi lemah yang tetap survive dan maju meskipun krisis ekonomi
melanda negara kita.
d.
Kembangkan Gairah Membaca dan Menulis
Gunakan
waktu-waktu senggang untuk membaca dan menulis yang berkaitan dengan tugas
belajar. Keengganan membeli buku dan membaca buku yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang sedang dijalaninya akan menghambat proses belajar. Mahasiswa
pada umumnya sangat gemar meng-copy transparansi dosen, padahal, transparansi
itu adalah sarana untuk mengajar, bukan sarana untuk belajar.
Pada
semester 6, setiap mahasiswa diwajibkan untuk menulis sebuah penulisan ilmiah,
yang setiap kata, kalimat, dan setiap alineanya diperiksa oleh dosen pembimbing
dan dosen penguji. Kesalahan dalam memilih kata, mengungkapkan ide dalam
kalimat, dan ketidakseimbangan antara satu kalimat dengan kalimat lain di dalam
sebuah alinea, merupakan kesalahan yang cukup fatal.
e.
Jauhkan Sifat Sombong
Tidak
ada satupun manusia yang segala kemampuannya melebihi orang lain.Kesombongan
hanya akan menjauhkan diri kita pada kesempatan baik yang semestinya dapat kita
raih. Bisa saja, karena sifat sombong kita, teman kita yang tadinya mau
mengajak bekerja di perusahaan besar menjadi enggan, teman-teman yang tadinya
simpati karena kepintaran kita, menjadi antipati.
Seorang
profesor, yang sangat ahli dan sangat menguasai bidangnya, ia tetap tidak bisa
sombong, karena, ilmu terus berkembang, dan suatu saat apa yang telah
dikuasainya ternyata belum apa-apa, karenanya ia harus terus belajar. Konsep
belajar adalah longlife education (belajar seumur hidup), tidak ada hentinya.
f.
Miliki Target-target Pribadi
Biasakan
memiliki target-target pribadi, misalkan, disemester depan IPK saya harus naik,
di tahun kelima saya harus bisa membuka usaha di bidang informatika, dan
sebagainya. Untuk mencapai target-target tersebut, maka kita harus memiliki
strategi atau siasat-siasat yang mungkin dapat kita kerjakan. Kita harus dapat
menilai tentang kemampuan diri kita (apa yang kita miliki, apa kelebihan kita,
apa kekurangan kita), selanjutnya kita harus dapat memandang masa depan (apa
peluang yang bisa kita raih, apa tantangan yang bakal kita hadapi), dan dari
sana kita dapat melakukan manajemen diri (mengatur waktu, mengatasi kekurangan,
memilih teman, dan sebagainya).
Dengan
memiliki target-target pribadi, maka, jalan hidup kita menjadi lebih terarah,
dan kita tahu prioritas apa yang harus dikerjakan terlebih dulu. Bila target
itu tidak terpenuhi, maka susun target baru sambil mengintropeksi diri, mengapa
target tersebut tidak tercapai, dan benahi.
2).
Etika dalam Berperilaku Mahasiswa
Dalam
rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif di dalam dan di luar lingkungan
kampus Universitas Mercu Buana, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai
mahasiswa adalah sebagai berikut :
1).
Etika Pergaulan di Lingkungan Kampus
- Berpakaian dan bersepatu rapi
di lingkungan kampus;
- Menjunjung tinggi nilai-nilai
ilmiah;
- Mengetahui, memahami dan
melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus dan
berusaha tidak melanggar;
- Memberi contoh yang baik dalam
berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat;
- Saling menghormati dan
menghargai terhadap sesama mahasiswa;
- Berperilaku dan bertutur kata
yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang mencerminkan
perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama/kepercayaan
yang dianut;
- Tidak berperilaku asusila atau
tidak bermoral;
- Bersedia menerima sanksi yang
ditetapkan oleh Universitas Mercu Buana atas pelanggaran terhadap
peraturan yang berlaku sebagai bagian dari pendidikan disiplin.
2).
Etika Pergaulan di Luar Kampus
- Menjadi contoh yang baik di
lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada;
- Berperilaku dan bertutur kata
yang baik mencerminkan sebagai mahasiswa;
- Berupaya mengaplikasikan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai
wujud pengabdian;
- Mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi di luar kampus.